Gubernur Banten Akui Kesulitan Awasi Pabrik

Gubernur Banten Akui Kesulitan Awasi Pabrik

Admin
Admin

Gubernur Banten Wahidin Halim.


TANGERANG, STN - Gubernur Banten Wahidin Halim bicara soal pabrik kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang, yang jadi sorotan karena lokasinya dekat dengan permukiman warga dan sekolah.


Wahidin mengakui, dirinya dan jajarannya selama ini kesulitan mengawasi pabrik dan industri di wilayah Banten. Pernyataan tersebut disampaikannya kepada wartawan usai menjenguk korban di RSUD Kabupaten Tangerang, Jumat, 27 Oktober 2017.

"Yang jadi kesulitan, begitu banyak pabrik, begitu banyak industri. Banyak izin dikeluarkan tapi tidak diimbangi dengan evaluasi. Tidak hanya di kabupaten tapi di provinsi. Kadang pengusaha menyalahgunakan pelayanan pemerintah yang baik, yang berakibat sekarang ini," ujarnya.

Politikus Partai Demokrat ini juga mengakui, ketika dia dulu menjabat wali kota Tangerang, jajarannya pun sulit melakukan penertiban karena kerap berbenturan langsung dengan warga.

"Memang ada persoalan di sana. Ketika saya wali kota, ada industri yang bersatu dengan kawasan permukiman. Ketika kita melakukan tindakan, memang berhadapan dengan tenaga kerja. Jadi memang pemerintah juga belum mampu terhadap penertiban ini karena memang ada konsekuensi masalah tenaga kerja," ujarnya.

Wahidin akan menjadikan kasus kebakaran pabrik petasan di Kosambi ini sebagai pelajaran. Dia tak mau kejadian serupa terulang.

Dia telah meminta agar pabrik yang berdiri atas nama PT Panca Buana Cahaya Sukses ini dievaluasi. Apalagi lokasinya jadi sorotan karena berada di lingkungan permukiman warga dan sekolah.

"Saya minta kepada bupati agar menertibkan dan evaluasi," ujarnya.

"Kadang-kadang pihak pengusaha tidak perhatikan rekomendasi dan surat atau ketentuan atau SOP yang harus dimiliki. Misalnya instalasi dan pemadam kebakaran, pintu darurat. Ini kan menyangkut bahan berbahaya yang mudah kebakaran," sambungnya.

Terlepas dari itu, Wahidin menyampaikan dukacita mendalam untuk para korban tewas dan luka-luka. Seperti diketahui, ada 47 orang korban tewas dalam peristiwa ini. Satu orang telah teridentifikasi atas nama Surnah, berusia 14 tahun.

(red)