Ilustrasi. |
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Poktan Sawargi II Syarifudin mengatakan, pertanaman di lahan tersebut menggunakan Varietas Ciherang dengan tingkat produktivitas 5,5 hingga enam ton per hektare.
"Petani menjual padinya dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga Rp 4.600 per kg," katanya.
Ia menambahkan, lokasi sawah tersebut merupakan sawah tadah hujan.
Berbagai bantuan diterima kelompok tani, di antaranta pompanisasi yang telah meringankan beban petani anggota Poktan tersebut. Sebelum adanya bantuan pompa, ia melanjutkan, petani selalu menyewa dari petani lainnya dan memakan biaya yang cukup tinggi.
Namun kini, petani dapat menikmati bantuan pompa yang ada. Pengeluaran petani untuk pompa hanya berupa pembelian bahan bakar mesin pompa saja.
"Lokasi ini juga mendapat bantuan benih gratis untuk luasan 25 hektare dan juga pernah memperoleh bantuan hand traktor dari pemerintah," ujarnya.
Untuk diketahui, Kabupaten Serang merupakan sentra produksi padi terbesar ketiga di Provinsi Banten. Pada 2016, tercatat produksi padi di wilayah ini mencapai 534,48 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) atau sekitar 22,66 persen dari total produksi padi di Provinsi Banten.
Tahun ini, produksi tersebut diperkirakan akan meningkat seiring gerakan percepatan tanam di wilayah ini sehingga kegiatan panen terus berlangsung hingga saat ini. Panen setiap hari bukan hanya berlangsung di Serang, tapi juga di wilayah sentra produksi lainnya seperti Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Tangerang.
(red)
No comments:
Post a Comment